Senin, 07 Juli 2014

[UPDATE] Potensi Gempa di Selat Sunda



Zona Subduksi (Tumbukan) Selat Sunda Berpotensi menyebabkan Gempa Bumi berkekuatan 9 MW dan Tsunami 10 Meter bahkan lebih. Ancaman yang lain adalah di Jakarta karena Jakarta cukup dekat dengan Zona Subduksi dan Jakarta memiliki Bangunan - Bangunan yang tidak tahan terhadap gempa besar. 

Potensi Gempa Raksasa di S. Sunda disimpulkan dari dari kebedaraan kosong Gempa (Seismic Gap) sepanjang 350 -500 Kilometer. Zona Kosong tsb sangat berpotensi  menghasilkan gempa Raksasa, yang berasal dari pengeluaran energi Zona Subduksi Selat Sunda. 

”Dengan membuat estimasi lebar dan slip-nya dikalikan panjang seismic gap itu, kami perkirakan potensi kekuatan gempanya dan ketemu sekitar Mw 9 itu,” kata peneliti tsunami pada Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Widjo Kongko, Senin (31/3/2014), di Jakarta 
 ”Kami belum menyimpulkan kapan keterulangan gempa di Selat Sunda karena masih minimnya data sejarah ataupun studi paleotsunami di selatan Jawa.”

Eko Yulianto, Kepala Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Geologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan, potensi gempa raksasa di Selat Sunda menjadi pengetahuan umum peneliti. ”Setelah gempa Aceh 2004 dan Sendai 2011, kalangan ilmuwan meyakini bahwa gempa dan tsunami raksasa bisa terjadi di seluruh zona subduksi di mana pun,” kata dia.


Eko Yulianto, Kepala Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Geologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakanSelain Zona subduksi Selat sunda, terdapat Zona subduksi Selatan Bali, Daerah Lepas pantai Sumatera Barat (Mentawai), Hingga sekitar Ambon dan Papua, juga terdapat potensi Gempa Besar. Eko pernah melakukan pengeboran yang bertujuan untuk melihat jejak - jejak Tsunami di masa lalu di salah satu sungai di Pangandaran, Ciamis, dia menemukan bahwa 400 tahun lalu pernah terjadi Tsunami Raksasa. "Data ini harus di konfirmasi dengan pengeboran " Kata Eko 

SKENARIO TERBURUK BILA TERJADI GEMPA DENGAN KEKUATAN 9.0 DI SELAT SUNDA. 

Meski belum ada data rinci Preoditas gempa di Selat Sunda, Kata Widjo Kongko, Harus disiapkan seperti apa skenario terburuknya. Beliau mengkaji dan membuat model Gempa dan Tsunami di Selat Sunda. 

Hasilnya, Jakarta yang berjarak 200-250 km dari pusat gempa berpotensi berguncang keras beberapa menit. ”Intensitas yang dirasakan di Jakarta bisa sangat kuat. Bisa menimbulkan kerusakan bangunan,” ujar dia.

Jakarta berada di atas tanah endapan atau aluvial yang karakteristiknya menambah amplifikasi guncangan. ”Studi mikrozonasi sangat penting untuk tahu dampak gempa ini,” kata dia.

Guncangan terkeras akan dirasakan di sekitar Banten dan Lampung dengan potensi tsunami. ”Jika gempa sebesar ini terjadi di daerah dangkal dekat palung, tsunami di daerah sumber, puncaknya bisa 10-15 meter,” ungkap dia. Tsunami itu bisa tiba di pantai utara Jakarta dengan ketinggian 5 meter.

Kajian empiris di sejumlah tempat, kata Widjo, ketinggian tsunami 5 meter di pantai landai, landaan ke daratannya bisa beberapa kilometer, tetapi tidak lebih dari 5 km. ”Kurang tepat kalau tsunami di Jakarta menjalar dari pantai selatan dan bisa hingga kawasan Sudirman,” ujar dia.

Setiap pembangunan infrastruktur di kawasan itu perlu memperhitungkan potensi gempa dan tsunami, seperti rencana Jembatan Selat Sunda dan Tembok Laut Raksasa Teluk Jakarta. ”Di rencana tapak Jembatan Selat Sunda, tinggi tsunami bisa 10 meter pada kedalaman 30 meter. Bisa menggerus dasar laut sekitar fondasi jembatan,” kata dia. 

Eko mengatakan, untuk kota Jakarta, yang perlu lebih diwaspadai dampak guncangan terhadap bangunan. ”Bangunan tahan gempa mutlak,” kata dia

Wallahu'Alam






Tidak ada komentar:

Posting Komentar